Gagasan Kepemimpinan Domino – Q4 ‘24/’25
Efisien, Terhubung, Transparan: Automated Warehousing dalam Supply Chain Modern
- Toby Odlin, Head of Group Logistics and Supply Chain Projects, Domino Printing Sciences
- Andreas Olsson, Global Sector Manager – Logistics and Distribution, Domino Printing Sciences
- Paul Stinson, Sales Director, Lake Image Systems
Manajer supply chain dan warehouse saat ini tengah berupaya mengatasi berbagai masalah yang timbul akibat kombinasi dari disrupsi global dan pergeseran permintaan pasar.
Masalah yang tengah dihadapi oleh para profesional logistik warehouse dan supply chain bersifat kompleks serta saling terkait, mulai dari kekurangan tenaga kerja yang terampil dan peningkatan biaya operasi hingga perubahan regulasi, pergeseran ekspektasi konsumen, serta ketegangan geopolitik yang menyebabkan masalah pengiriman dan supply.
Meskipun masalah tersebut tampak sangat sulit diatasi, teknologi cerdas dan otomatisasi dapat menunjukkan arah perubahan, untuk membantu warehouse manager mengatasi masalah genting ini secara menyeluruh sekaligus memastikan keselarasannya dengan tujuan traceability pada supply chain yang lebih luas.
Tantangan bisnis global
Jika beberapa tahun terakhir telah didominasi oleh iklim bisnis yang semakin menantang, tampaknya tren tersebut akan berlanjut di 2025. Seperti yang dinyatakan dalam laporan Manufacturing Industry Outlook 2025 oleh Deloitte, “para pelaku industri manufaktur diperkirakan akan terus menghadapi iklim bisnis yang menantang dan tidak menentu akibat kombinasi dari kenaikan biaya, potensi perubahan kebijakan setelah pemilu AS dan global, serta ketidakpastian geopolitik.”
Biaya bahan baku dan kebutuhan lain diperkirakan akan bertambah, yang akan menyebabkan peningkatan biaya operasional bisnis, sedangkan pekerja terampil akan tetap sukar didapatkan dan dipertahankan. Perubahan kebijakan yang diantisipasi setelah pemilu global dan peristiwa geopolitik lain juga dapat memengaruhi supply chain, permintaan, dan investasi jangka panjang di sektor manufaktur. Perubahan kebijakan perdagangan dan tarif dapat memengaruhi regulasi internasional, meningkatkan biaya bahan baku dan komponen, serta menimbulkan dampak berantai di sepanjang supply chain.
Pada saat yang sama, ekspektasi konsumen terhadap waktu pengiriman yang lebih cepat, kemampuan distribusi seperti ‘standar Amazon’, dan transparansi supply chain yang lebih tinggi, semakin menambah tekanan bagi para pemimpin supply chain dan warehouse.
Rangkaian kompleks berbagai faktor yang saling terkait tersebut memicu perusahaan untuk mencari cara meningkatkan produktivitas dan mencapai lebih banyak dengan kebutuhan lebih sedikit: mempercepat proses produksi dan pengiriman barang tanpa menaikkan biaya. Hal ini menuntut fleksibilitas dan efisiensi operasi, dengan alur kerja yang optimal serta visibilitas pasokan dan permintaan yang mendekati real-time untuk mengelola gangguan dan kekurangan, serta memenuhi pesanan dengan lancar dan transparan.
Wajar jika tantangan tersebut dianggap mustahil diatasi; namun, di era modern ini, teknologi cerdas dan otomatisasi dapat memberikan jalan keluar.
Urgensi warehouse automation
Selama beberapa dekade, perusahaan telah berinvestasi dalam warehouse automation, yang memanfaatkan teknologi untuk membuat proses yang bersifat rutin, berulang, dan manual, menjadi otomatis, termasuk pengambilan barang, penyusunan palet (palletising), entri data, transfer dan analisis data, pencatatan stok, kontrol kualitas, serta pengiriman.
Tren ini semakin meningkat pada beberapa tahun terakhir seiring dengan kemajuan teknologi. Pada tahun 2023, 60% warehouse manager melaporkan rencana untuk meningkatkan anggaran otomatisasi mereka sebesar 20% pada 2024, sementara secara global, pasar otomasi gudang diperkirakan akan tumbuh dari $19,9 miliar pada 2022 menjadi $54,6 miliar pada 2030. Demikian pula, berdasarkan Statista, sektor robotika warehouse tumbuh dengan laju 20–25% per tahun, sementara McKinsey melaporkan bahwa pengiriman robot diperkirakan akan meningkat >50% per tahun hingga 2030.
Otomasi gudang memberikan manfaat yang signifikan. Manfaat ini mencakup pengurangan kesalahan manusia, peningkatan produktivitas dan efisiensi, serta – yang terpenting – akses data real-time yang menghasilkan visibilitas terhadap apa yang terjadi baik di dalam gudang maupun di hulu dan hilir supply chain. Data real-time inilah yang menghubungkan dan menunjang solusi untuk tantangan operasional yang dihadapi para pemimpin saat ini.
Sistem manajemen gudang, atau WMS (warehouse management system), merupakan pusat dari warehouse automation. Demi meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan kelincahan dan efisiensi operasional, serta memenuhi tuntutan konsumen dan regulasi secara efektif dan menyeluruh, perusahaan harus memastikan ketepatan data yang masuk, diproses, dan keluar dari WMS.
Kode yang dapat dibaca mesin dan teknologi identifikasi, termasuk QR code GS1, barcode, dan RFID tags, dapat membantu untuk melancarkan data flow dari production line menuju warehouse. Di sisi lain, sistem vision dapat digunakan bukan hanya untuk memverifikasi keakuratan code tersebut, tetapi juga memastikan keandalan transfer data dan efektivitas penyortiran produk. Di dalam gudang, pemindai otomatis barcode dan RFID dapat semakin mempermudah transfer data – mempercepat pengambilan stok serta memungkinkan traceability produk yang bergerak melalui sistem. Warehouse manager juga dapat memilih untuk menggunakan robot, robot kolaboratif, dan pelabel print and apply yang aman guna membantu pekerja manusia mengerjakan tugas rutin, seperti pengepakan, pemrosesan barang, penyortiran, serta pelabelan palet – sehingga proses menjadi semakin sederhana dan minim risiko cedera. Semua peralatan tersebut dapat dipadukan dengan berbagai teknologi cerdas, seperti sistem coding dan marking yang adaptif, pengukur dimensi palet dan parsel, serta sistem vision dengan ketinggian bervariasi yang dilengkapi lensa ‘cair’ untuk menangani berbagai ukuran paket dan memastikan ketepatan pengukuran demi pengiriman yang efisien.
Ketika diintegrasikan dengan baik, sistem dan teknologi cerdas yang digunakan pada production line serta solusi auotmated warehousing akan saling melengkapi dan menunjang aliran data ke dalam warehouse dan supply chain yang lebih luas – sebuah mata rantai penting untuk memastikan traceability penuh dalam supply chain.
Warehouse manager dapat menetapkan gudang ‘lights out’ yang sepenuhnya otomatis sebagai tujuan akhir, yaitu fasilitas cerdas dan dinamis dengan aliran data yang terintegrasi, serta memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dan/atau machine learning untuk menganalisis pola data, memprediksi potensi masalah, dan membuat operasi semakin ramping.
Namun – bagaimana cara kita mencapai hal itu? EY menyebut bahwa antara 30–50% proyek otomatisasi proses robotik mengalami kegagalan secara global, dan sementara itu, Gartner memprediksi setidaknya 30% proyek AI generatif kemungkinan akan ditinggalkan setelah tahap bukti konsep pada akhir 2025, sehingga upaya untuk mengidentifikasi dan mengatasi kendala sejak awal menjadi sangat penting.
Mewujudkan keberhasilan otomatisasi
Tiga hambatan dalam otomatisasi gudang yang paling sering disebut adalah perencanaan yang tidak memadai, kurangnya integrasi, dan ketidaksiapan tenaga kerja. Perusahaan perlu merencanakan dan bertindak dengan cermat, karena nilai perusahaan yang tidak jelas serta sistem yang tidak selaras atau tidak kompatibel dapat menyebabkan kebingungan di tempat kerja, data yang terpisah-pisah, kurangnya komunikasi, dan hambatan dalam aliran data. Dan, tentu saja, organisasi juga tidak boleh meremehkan pentingnya kesiapan tenaga kerja. Peralihan ke otomasi akan menuntut kemampuan digital serta pemahaman tentang informasi dan proses, sehingga pekerja lini produksi yang sebelumnya dilatih secara tradisional mungkin memerlukan peningkatan keterampilan sebelum memulai proyek sebesar ini.
Langkah-langkah mendasar yang perlu diambil adalah:
- Rencanakan dan eksekusi dengan cermat. Pahami bisnis Anda dan metrik keberhasilan utama. Mulai secara bertahap: pilih peluang termudah yang dapat memberikan keberhasilan secara cepat dan membangun kepercayaan. Pantau dan sesuaikan.
- Berkolaborasi demi keberhasilan. Temukan supplier yang bersedia bekerja sama untuk memastikan solusi mereka dapat terintegrasi dengan sistem yang Anda digunakan, terutama WMS.
- Selaraskan dengan mitra supply chain hulu dan mitra produksi Anda untuk memastikan kualitas optimal barcode, 2D codes, dan data yang masuk ke warehouse.
- Selaraskan dengan mitra supply chain hilir untuk memastikan transparansi penuh di seluruh supply chain yang lebih luas, terutama dalam lingkungan ritel/konsumen.
Ikut sertakan tenaga kerja Anda. Identifikasi potensi kesenjangan keterampilan atau literasi digital dan alokasikan anggaran untuk pelatihan sejak awal. Libatkan tenaga kerja Anda dalam penerapan otomasi di area yang dapat memberikan keberhasilan secara cepat.
Kesimpulan
Warehouse merupakan elemen utama dalam supply chain saat ini, yang berperan sebagai titik pusat tempat bertemunya distribusi hulu dan hilir. Memastikan efisiensi pergudangan, produktivitas, dan visibilitas operasional adalah kunci bagi kemampuan organisasi untuk menghadapi – bahkan menaklukkan – tuntutan bisnis modern.
Namun, tantangan ini tidaklah sederhana. Bekerja sama dengan mitra tepercaya yang berpengalaman dan ahli dalam menyediakan solusi production line dan pergudangan yang dirancang untuk kemudahan integrasi dan transfer data akan membawa perusahaan ke jalur yang tepat dan memperkuat arah perubahan Anda.
Toby Odlin, Head of Group Logistics and Supply Chain Projects, Domino Printing Sciences
Andreas Olsson, Global Sector Manager – Logistics and Distribution, Domino Printing Sciences
Paul Stinson, Sales Director, Lake Image Systems