Pada Agustus 2024, band trip-hop asal Inggris, Massive Attack, mengadakan festival musik satu-hari dengan fokus khusus pada environmental sustainability. Acara ini sepenuhnya menyajikan hidangan vegan, compostable toilets, panggung bertenaga listrik, kios dan logistik yang ramah lingkungan, serta mungkin yang paling penting, tidak menyediakan fasilitas parkir, dan para pengunjung dianjurkan berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi umum. Acara tersebut dikatakan sebagai konser dengan jejak karbon terendah yang pernah diadakan untuk konser sebesar itu, walaupun tentu bukan contoh pertama manajemen acara yang menggunakan pendekatan lebih ‘berkelanjutan’.
Festival musik Glastonbury kini hampir sepenuhnya bebas plastik; atlet Olimpiade tidur di kasur kardus yang dapat didaur ulang; FIFA mengambil langkah untuk mengukur, mengurangi, dan mengimbangi emisi gas rumah kaca yang terkait Piala Dunia; serta pusat konferensi internasional dan pameran dagang berkomitmen terhadap energi hijau. Di seluruh dunia, sustainable events semakin berkembang pesat seiring dengan tekanan yang dihadapi merek dan bisnis dari pemerintah, regulator, dan konsumen untuk mengikuti perkembangan zaman serta mengurangi dampak lingkungan.
Meskipun dampak lingkungan dari sektor acara cukup besar, pengembangan berkelanjutan dalam industri ini seharusnya dapat melampaui pengurangan dampak. Menyadari nilai yang dihadirkan oleh acara dalam menangani sustainability sangatlah penting. Penyelenggaraan acara berkelanjutan merupakan kesempatan untuk tidak hanya mempromosikan inisiatif ramah lingkungan, tetapi juga mengeksplorasi keterlibatan masyarakat dalam berbagai isu lingkungan yang genting serta menguji solusi inovatif untuk mengatasi isu tersebut. Dalam blog ini, kita akan membahas ide ini secara lebih mendalam dan menjawab pertanyaan: Apakah sustainable events akan terus ada?
The rise of sustainable events
Industri events tengah mengalami transformasi signifikan, dengan penekanan yang lebih besar pada environmental sustainability dibandingkan sebelumnya, dan tidak sulit untuk mengetahui alasannya.
Industri events bertanggung jawab atas limbah dan emisi dalam jumlah besar. Rata-rata events membuang antara 15–20% dari seluruh makanan yang dihasilkan[i], dan peserta konferensi rata-rata menghasilkan 1,89 kg sampah (1,16 kg dari itu dibuang ke TPA) serta lebih dari 176 kg emisi CO2 per hari[ii]. Pada 2022, diperkirakan industri acara bertanggung jawab atas 10% dari total emisi CO2 global, yang setara dengan emisi tahunan AS[iii].
Dengan statistik seperti ini, Anda dapat berpikir bahwa solusi terbaik adalah menghentikan acara pertemuan fisik atau paling tidak mengurangi jumlahnya secara dramatis. Namun, jika pandemi COVID-19 mengajarkan kita sesuatu, hal itu adalah pentingnya interaksi tatap muka dengan rekan kerja, konsumen, dan pemasok, alih-alih dilakukan secara daring.
Acara adalah ruang dinamis tempat orang berkumpul untuk berjejaring dan berbagi pengalaman; acara berfungsi sebagai pemicu untuk menghasilkan ide, inovasi, dan kolaborasi. Dalam hal keberlanjutan lingkungan, events memiliki peran yang krusial dalam mempromosikan ide dan inovasi yang bertujuan membuat berbagai industri lebih berkelanjutan.
Atas dasar ini, pada bagian selanjutnya, kita akan menilik bagaimana cara menggunakan acara untuk menguji konsep baru dan menemukan solusi atas berbagai isu lingkungan yang genting.
[i] https://www.limevenueportfolio.com/beyond-food-reports/
[ii] https://meetgreen.com/2019/11/cost-savings-of-going-green/
[iii] https://climatetrade.com/how-to-make-carbon-neutral-events-a-guide-to-sustainable-event-planning/
Closed-loop ecosystem
Pameran dagang, konferensi, dan acara yang disponsori brand, seperti festival musik dan turnamen olahraga, memberikan kesempatan langka bagi brand untuk menguji ide baru dan mengumpulkan umpan balik konsumen tanpa perlu mengadakan uji coba lengkap.
“Events menghadirkan closed-loop ecosystem yang sangat bagus dan dapat dimanfaatkan oleh organisasi untuk melakukan uji coba proyek,” ucap Amy Hooper, Innovation Manager, Biffa Waste Services Ltd. “Dalam dunia nyata, Anda memiliki sedikit pemahaman, atau kendali, terkait bagaimana konsumen akan menggunakan atau membuang kemasan dan produk. Events menghadirkan kesempatan langka bagi perusahaan untuk memantau berbagai aspek utama interaksi konsumen dengan barang – mulai dari penggunaan hingga pembuangan. Bahkan, dimungkinkan untuk membuat skenario perancangan dan pengujian yang bertujuan untuk lebih mengendalikan tahap akhir produk.”
Dalam batasan ruang acara, brand dapat memanfaatkan kesempatan itu untuk menguji konsep kemasan baru dan memantau kinerja kemasan, serta mengetahui apakah konsumen membuang barang sesuai dengan cara yang telah diperkirakan. Hal ini dapat memberikan pemahaman yang sesuai kenyataan, dan sering kali secara real-time, mengenai apakah desain atau bahan kemasan baru cocok dan efektif digunakan dalam skala yang lebih besar.
Hal tersebut sangat berharga mengingat banyaknya tantangan yang dihadapi global brand, termasuk cara untuk mengimplementasikan solusi secara luas dan praktis untuk kemasan yang dapat digunakan ulang atau dikembalikan. Event dapat menghadirkan lingkungan kecil yang terkendali guna menguji konsep dan solusi baru bagi kemasan, seperti melakukan gamifikasi proses pengembalian dan menyediakan tempat sampah pintar khusus yang dilengkapi kode QR, tag RFID (Radio Frequency Identification), atau chip NFC (Near Field Communication) dan semacamnya untuk memindai kemasan pintar yang dikembalikan.
Baik itu wadah yang dapat digunakan kembali, kemasan yang dapat terurai sepenuhnya, closed-loop recycling, atau kombinasi ketiga hal ini, acara tertutup ini memungkinkan brand melihat langsung bagaimana konsumen merespons kemasan, sekaligus menghadirkan kesempatan untuk lebih mengendalikan atau mendukung tahap akhir produk yang lebih berkelanjutan.
Consumer engagement
Events juga memungkinkan brand untuk melibatkan peserta dalam konsep dan ide kemasan baru, sehingga menyediakan alur langsung untuk memperoleh interaksi konsumen, umpan balik, dan data yang diperlukan guna menyesuaikan desain produk dan kemasan.
“Ketika orang menghadiri acara, mereka akan lebih mudah terlibat dan lebih bersedia mencoba konsep baru. Ini adalah kesempatan bagi brand untuk melibatkan konsumen dan melihat respons mereka,” lanjut Hooper.
Sebagai perusahaan manajemen limbah berkelanjutan terkemuka di Inggris, Biffa menyediakan solusi khusus untuk mengangkat manajemen atas semakin banyak limbah ke tingkatan yang lebih tinggi dalam hierarki limbah. Upaya inovasi Biffa berfokus pada pengujian solusi yang tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga mempromosikan ekonomi sirkuler, dengan mendorong guna ulang, distribusi ulang, dan daur ulang sumber daya. Perusahaan ini dipilih sebagai penyedia manajemen limbah resmi untuk Commonwealth Games 2022 di Birmingham, dengan lebih dari 100 karyawan Biffa menjadi Duta Daur Ulang, berinteraksi dengan peserta acara, serta membantu mereka menggunakan tempah sampah yang sesuai dengan limbahnya.
“Selama acara, Duta Daur Ulang kami memiliki kesempatan untuk terhubung langsung dengan peserta, sehingga menemukan pemahaman berharga mengenai perspektif konsumen terhadap limbah. Mereka dapat melihat langsung bagaimana kebiasaan cara pembuangan berbagai barang dan mengeksplorasi penyebab atas pilihan tersebut secara real-time,” ucap Hooper. “Events memberikan kesempatan yang cukup unik untuk mendapatkan tingkat keterlibatan langsung konsumen seperti ini.”
Peningkatan penggunaan kemasan yang dilengkapi teknologi seperti tag RFID, microchip, atau kode QR untuk keterlibatan konsumen, gamifikasi, dan pemasaran – yang disebut juga ‘kemasan terkoneksi’ – juga dapat membantu merek mengumpulkan umpan balik berharga dari konsumen. Apakah konsumen tertarik dengan konsep baru? Apakah ada isu atau improvement yang dapat membuat daur ulang atau penggunaan ulang kemasan menjadi lebih mudah atau lebih instingtif?
Data lapangan ini memungkinkan brand menyesuaikan strategi packaging guna memastikan pembuatan produk yang mudah digunakan, memiliki pendekatan tahap akhir produk yang tepat, serta selaras dengan kebutuhan khalayak sasaran.
Brand awareness
Tentu saja, keuntungan penyelenggaraan acara yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan tidak terbatas pada pengumpulan consumer feedback konsumen serta pengujian produk dan kemasan baru. Terdapat semakin banyak bukti yang menunjukkan dukungan konsumen pada brand yang memiliki komitmen sustainability yang jelas.
Menurut Statista, pada 2021, sekitar 44% konsumen di seluruh dunia menyatakan mereka cenderung membeli dari merek yang memiliki komitmen lingkungan yang jelas[i]. Sementara itu, laporan Deloitte tahun 2023 mengindikasikan bahwa konsumen ingin perusahaan membantu mereka mengadopsi kebiasaan yang lebih berkelanjutan dan akan loyal terhadap perusahaan tersebut, dengan satu dari tiga konsumen (30%) memboikot merek tertentu karena masalah terkait sustainability[ii].
Dengan mengadakan acara yang jelas berfokus pada perbaikan praktik yang ada agar menjadi lebih berkelanjutan, brand dapat meningkatkan kesadaran merek dan memberi tahu konsumen mengenai tujuan serta komitmen sustainability mereka, sehingga setelah acara usai peserta lebih termotivasi untuk menyebarkan informasi ini.
Kesimpulan: Apakah sustainable events akan terus ada?
Sustainable events bukan hanya sekadar tren sesaat.
Dengan semakin besarnya kesadaran industri events akan dampak lingkungan, serta meningkatnya tuntutan konsumen terhadap brand dan produk berkelanjutan, ini adalah saat yang paling tepat untuk memanfaatkan platform acara guna berinovasi, berkolaborasi, dan menguji ide serta konsep baru.
[i] https://www.statista.com/statistics/1305896/share-of-consumers-more-likely-to-buy-from-sustainable-brands/
[ii] https://www.deloitte.com/uk/en/about/press-room/high-prices-continue-to-come-at-a-cost-to-the-planet.html